web widgets

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 24 Januari 2014

SPEDAH BMX


MOTOGP











10 MOBIL BALAP











Jumat, 03 Januari 2014

GAMBAR IKAN HIAS

5 IKAN HIAS

 IKAN CUPANG

 IKAN ARWANA

 IKAN LOHAN

IKAN KOKI

IKAN KOI












TATA SURYA

8 PLANET DI TATA SURYA


MERKURIUS

 VENUS 
BUMI

MARS

JUPITER

SATURNUS

 URANUS

 NEPTUNUS

Cerita ku bersama TI

Kejadian yang Tak Disangka2

Wah.. ternyata bangga juga rasanya bisa kuliah di universitas jenderal achmad yani. Apalagi jurusan kimia banyak sekali ilmu- ilmu yang saya dapat dari pembelajaran selama kurang lebih 6 bulan lamanya. Sebenarnya dulu saya tidak ada minat untuk meneruskan ke perguruan tinggi dan akhirnya saya memutuskan untuk bekerja ke luar kota.. setelah saya bekerja saya merasa sedikit bosan dan jenuh rasanya ingin berhenti bekerja dan masuk ke perguruan tinggi. Tak berfikir lama saya memutuskan untuk resign di perusahaan x ya.. mungkin bukan karena itu aja alsannya saya resign namun ada alasan lain. Salahsatunya tidak  BETAH. Namun keputusan saya pada saat itu tidak berfikir tidak begitu matang, alasan resign dari perusahaan x. niatnya sih, saya dulu ingin melanjutkan perguruan tinggi di UNPAD Jatinangor namun sayangnya saya belum siap melanjutkan sekolah di Universitas Negeri. Dan akhirnya saya memutuskan untuk bekerja sambil kuliah. Dan saya memilih Univesitas Jenderal Achmad yani sebagai sekolah pilihan saya, yaaa. Mesikipun swasta tapi saya bangga rasanya bisa kuliah di Universitas Jenderal Achmad yani apalagi saya bisa mengambil lagi jurusan kimia, sebagai mata pelajaran favoriteku di SMK dulu. Soalnya saya dulu pernah bersekolah di jurusan Analis kimia juga jadi sambil mengingat-ingat kembali pelajaran-pelajaran yang dulu pernah di perlajari di SMK yang sekarang sudah agak sedikit lupa.nah, kenapa saya memilih kembali jurusan kimia lagi selain memang Saya itu suka kimia memang sejak SMP apalagi kalau melakukan penelitian di labolatorium SERUUUU ABIZZ DAH alasan lain itu adalah karena saya bekerja di bagian lab kimia. Jadi ! ya begitulah.. oh iya selain kimia ,MTK semenjak saya kuliah di Universitas Jenderal Achmad Yani ada mata pelajaran (perkuliahan)yang tak disangka-sangka saya jadi mendadak menggemari pelajaran itu lho, haha. Padahal dulu saya kurang suka dengan mata pelajaran itu soalnya saya belum memahami benar cara memprogramkan alat tersebut apalagi kalau tes tertulis atau prakteknya.. sereeeemm abis lah pokonya .. haha paling nilai 7.5 hahahhaa. Mau tau mata kuliah appa ? apalagi kalau bukan Teknik Informasi.. kenapa ? mau tau, kenapa saya jadi menggemari teknik Informasi ? salnya banyak sekali perbedaan dari teknik cara pembelajaran dosen/guru kepada murid/mahasiswanya. Saya lebih suka sama guru/dosen yang satu ini saya panggil saja beliau dengan nama Pak Jasmansyah. Memang Dulu kebanyakan menerangkan teori jadi kurang begitu paham. Sedangkan Kalau sekarang lebih banyak praktek daripada teori atau ulangan karena dengan langsung mempraktekannya kita bisa langsung memahami seberapa jauh mahasiswa bisa mengenal Teknik Informasi. Contonya saya sendiri. Oleh dosen di suruh membuat tugas membuat blog, mendesain blog seunik mungkin, mencari gadjet untuk blog, mengedit foto, dll saya awalnya tidak paham bagaimana cara membuat blog dan cara mendesain supaya blog kelihatan menarik. Dan akhrinya saya memilih jalan altrernatif yaitu searching di mbah google untuk mencari informasi tersebut, dan akhirnya saya menemukan langkah- langkah membuat blog terlebih dahulu dan akhirnya sampai bisa membuat desain yang unik untuk blog. Dan akhirnya dengan berjalannya waktu dengan jerih payah dari hal tidak tau apa-apa menjadi serba tahu memahami sekitar tentang blog. Selain itu cara tugas yang diberikan bukan itu saja tetapi ada juga cara bagaimana mengedit sebuah foto baik menggunakan foto scape atau foto shop. Kalau boleh jujur saya memang tidak suka kalau foto-foto apalagi ngedit foto. Foto saya juga tidak ada, karena jarang di foto.. haha namun setelah di beritugas untuk mengedit sebuah foto sendiri ternyata hasilnya cukup memuaskan dan bagus. Dan yang paling berkesan aitu pada saat membuat spanduk ya, menurut saya itu simple tapi menarik ..haha bisa – bisa itu awal yang bagus untuk menjadi pendesainer yang handal yang memiliki daya jual yang tinggi .. haha.  Dari situlah saya sekarang memahami betapa pentingnya Teknik Informasi untuk kehidupan kita dimasa mendatang. Terima kasih kepada pak jasmansyah atas ilmunya yang sangat bermanfaat kepada kita semua

Minggu, 15 Desember 2013

ARTIKEL PKN INDIVIDUALISME


SIFAT INDIVIDUALIS DI KALANGAN MASYARAKAT

 
1.1 LATAR BELAKANG


Kita sangat mengenal Ciri khas yang dimilki bangsa Indonesia salah satunya adalah gotong royong, namun hal tersebut berubah begitu saja ketika kita mengetahui bahwa modernisasi dan globalisasi pada saat ini melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh kebudayaan asing yang lebih mementingkan individualisme.
Dalam kehidupan ekonomi misalnya, yang semula bangsa Indonesia berdasarkan pertanian, setelah masuknya masa industrialisasi, semangat gotong royong masayarakat berkurang, hal ini disebabkan karena masyarakat sekarang cenderung besifat individualistis, sehingga ada anggapan umum ” hidup bebas asal tidak mengganggu kehidupan orang lain”.
Contoh lain misalnya, beberapa tahun yang lalu, sekitar awal tahun 2000-an, kita masih bisa melihat masayarakat pedesaan mempertahankan gotong royong, setidaknya tiga bulan sekali, namun seiring berjalannya waktu, dan masuknya budaya barat yang lebih mendorong masyarakat berkeinginan untuk ketidakmauan meninggalkan masalah perekonomian setelah masuknya masa industrialisasi, serta kesibukkan masyarakat dengan menomorsatukan kepentingan pribadinya, lambat laun budaya gotong royong akan menipis.
Perhatikan masa sekarang ini, kita sudah jarang menemukan masyarakat yang mau bergotong royong, mungkin masih ada dibeberapa daerah yang masih dapat mempertahankan budaya gotong royong, tapi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menjadi masyarakat yang individualis, dan kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang, tradisi gotong royong akan punah dengan masuknya masa yang lebih dari masa modernisasi dan globalisasi. Dan ada kemungkinan tradisi/budaya Indonesa tertutup oleh budaya barat dan budaya asing lainnya.
Tradisi gotong royong yang menipis ini, terjadi karena avolusi yang mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat terutama yang berhubfungan dengan etos kerja masyarakat itu sendiri. Semua hal ini dapat mengurangi rasa kabersamaan warga Indonesia.Karena semakin lunturnya kebersamaan dan makin meningkatnya induvidualisme itu.
Maka dari itu sasaran utama penyusun menyusun makalah ini untuk mengajak para pembaca agar membangun masyarakat demokratis dan membuat rakyat berani mengambil langkah-langkah secara bermusyawarah tanpa ditangani secara individual. Dalam rangka menuju penyelesaiannya, pemerintah harus memberi partisipasi yang luas pada masyarakat yang ada di pedesaan maupun perkotaan. Sehingga, masyarakat secara demokratis mengadakan ini-siasi, berkumpul, dan bersilaturahmi dalam bentuk Posdaya.Dan hal ini dapat menimbulkan kembali kebrsamaan ,kepedulian dengan bergotong royong dan mengindari dari sifat individualis di lingkungan masyarakat dan Bernegara.




1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan penyusun bahasa dalam makalah ini diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan individualis ?
2. Apa yang menjadi faktor masyarakat bersifat individualis?
3. Apa saja ciri- ciri masyarkat yang bersifat individualis ?
4. Apa bentuk permasalah sosial dengan munculnya sikap Individualis pada     masyarakat    disekitar lingkungan ?
5.  Apa dampak negatif terhadap masayarakat yang bersifat Individualis?
6. Apa yang seharusnya kita lakukan apabila di lingkungan/wilayah anda terdapat  
    masyarakat yang bersifat individualis?


1.3 TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH
Di dalam penyusunan makalah yang penyusun susun selain bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas pendidikan kewarganegraan, penyusun bermaksud untuk memberikan informasi kepada para pembaca tentang dampak yang ditimbulkan jika sifat individualis masih melekat di lingkungan masyarakat sehingga penyusun mengajak para pembaca untuk menanamkan sifat goton groyong sesama manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu memberikan solusi bagaimana cara mengatasi jika sifat individualis benar- benar sudah melekat pada masyarakat.


1.4 PEMBATASAN MASALAH
Adapun pembatasan masalah yang penyusun batasi di dalam penyusunan makalah ini yaitu tentang Bagaimana cara mengatasi masyarakat yang individualis di lingkungan masyarakat.

1.6 SISTEMATIKA PENYUSUNAN
a. Pendahuluan
b. Isi
c. penutup


2.1  Pengertian Individualis
Individualis merupakan satu filsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak pribadi. Mereka menentang campur tangan dari pihak luar seperti masyarakat, negara dan segala badan atau komunitas yang lain. Oleh karena itu, individualis menentang segala pendapat yang meletakkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Falsafah ini juga kurang senang pada segala standard moral yang dikenakan ke atas seseorang karena peraturan-peraturan itu menghalang kebebasan seseorang. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.
Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu.
Menurut Young (1956) : Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain.
Menurut Wagito (1981) : Menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu.
Teori individualisme dari Spencer : Hubungan individu dan masyarakat berdasarkan kolektivisme. Menurut pandangan kolektif masyarakat mempunyai realitas yang kuat. Segala sesuatu kepentingan individu ditentukan oleh masyarakat. Masyarakat mengatur secara seragam untuk kepentingan kolektif.
Konsep individualisme memiliki pengertian (terms) ganda.
(1) Sebagai doktrin yang berkaitan dengan liberalisme yang menekankan pada kemandirian (autonomy), kepentingan (importance), dan kebebasan (freedom) individu dalam hubungan dengan masyarakat dan negara.
(2) individualisme juga dipahami sebagai budaya dalam masyarakat modern yang berkaitan dengan kepemilikan pribadi (private property), konsumsi, dan subjektivitas.
Hubungan di antara individualisme dan egoisme telah menghasilkan satu perdebatan yang hebat. Walaupun sesetengah individualis adalah juga egois, mereka tidak menyatakan bahwa sifat mementingkan diri sendiri adalah sesuatu sifat yang terpuji dengan sendirinya. Sebaliknya, mereka percaya yang seseorang individualis tidak terikat kepada taat moral yang di pakai oleh masyarakat dan individualis adalah bebas untuk mementingkan diri sendiri, hidup dengan altruisme atau apapun cara hidup yang mereka gemar. Yang lain pula mengatakan bahwa  individualisme tidak mementingkan diri sendiri jika mereka tidak mengancam orang lain.

2.2 Faktor Timbulnya masyarakat bersifat Individual
Ø Orang yang cenderung individualis tidak terbiasa dengan hal-hal yang ramai atau melibatkan banyak orang ( bergaul) perlu adanya pendekatan yang lebih intensif.
Ø  Orang yang individualis dan kaku sering merasa bahwa dirinya tidak dibutuhkan oleh orang lain dan selalu mendapat respon yang berbeda dari lingkungannya sehingga ia lebih nyaman untuk mengasingkan diri.
Ø  Orang individualis terkadang muncul akibat krisis kepercayaan kepada oranglain, sehingga selalu merasa apa yang dia lakukan selalu benar dan apa yang dilakukan oranglain dianggap salah.
Ø  Kebanyakkan orang individualis masih belum sadar tentang tidak pentingnya sikap individual dan juga belum sadar bahwa mereka hidup ditengah-tengah komunitas sosial dan tidak lain mereka adalah sebagai makhluk sosial (sosial animal) yang selalu membutuhkan orang lain kapanpun dan dimanapun mereka berada
Seseorang yang individualis tidak dapat melihat dan menilai segala apa yang ada disekitarnya, yang ada hanya bagaimana dia melakukan segala aktivitasnya dengan baik dan selalu menjadi yang terbaik tanpa orang lain. Pasa dasarnya, sikap individualis ini bisa muncul akibat beberapa faktor yang mempengaruhi.
Ø  Faktor lingkungan, lingkungan yang individu tempati menjadi salah satu konstribusi munculnya sikap ini, lingkungan yang saling tertutup dan sedikitnya reaksi sosial yang terjalin memberikan dampak buruk pada perkembangan seorang anak. Ketika anak yang seharusnya diajarkan untuk saling berinteraksi kepada orang lain namun pada keadaannya lingkungan tersebutu tidak mendukung adanya interaksi, maka anak merasa baik-baik saja dan dapat melakukan segala sesuatu tanpa adanya orang lain.

2.3 Ciri – ciri sikap dari masayarakat yang bersifat individualis
Ø  Aggressor (berbuat macam-macam), merendahkan status yang lain, menolak nilai, atau perasaan yang lain. Menyerang kelompok atau masalah yang diatasinya, iri hati pada kontribusi yang lain dan berupaya mengakui kontribusi itu untuk dirinya.
Ø  Blocker (penghambat), cenderung bersifat negative dan secara kepala batu selalu menolak, membantah, dan menentang tanpa alasan yang kuat dan berusaha untuk mempertahankan atau membuka kembali persoalan yang sudah di tolak oleh kelompok.
Ø  Recognition Seeker (pencari muka), berusaha berbagai cara untuk menarik perhatian orang, sering dengan cara membual, bertindak dengan cara yang tidak biasa, berjuang untuk tidak di tempatkan pada posisi rendah.
Ø  Help Seeker, berusaha untuk menarik simpati dari anggota kelompok yang lain atau dari seluruh kelompok dengan mengungkapkan rasa tidak aman dan ketidaktahuan.
Ø  Dominator, berusaha menegaskan otoritas atau superotoritasnya ketika  mengendalikan kelompok atau anggota-anggota tertentu. Dominasi ini dapat berupa kata-kata menjilat.

2.4 Bentuk permasalahan Sosial dengan munculnya sikap 
       Individualis.

Ø Prasangka Sosial yang bersifat negative
Prasangka ini timbul karena adanya perbedaan, dimana perbedaan ini menimbulkan perasaan Superior antara satu individu dengan individu yang lain. Individu atau elompok yang meliputi prasangka negatif memiliki sikap serta pandangan yang tidak obyektif dan wajar, hal ini tentu saja merupakan perkembangan kepribadian.
Ø Jarak Sosial (social distance)
Jika antara individu yang satu dengan yang lain semakin bertentangan bahkan saling membenci maka akan menimbulkan semakin jauhnya jarak sosial diantara mereka.
Ø Egoistis
Individu akan menjadi lebih egois apabila sikap individualisnya masih sangat kental atau masih melekat pada diri seseorang.
 
2.5 Dampak negatif sikap Individualis
Ø  kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama,
Ø  egoisme yang tak terbatas, terasingkan dalam kehidupan sosial dan

Ø  kesulitan dalam bersosialisasi. 

Sikap dalam menghadapi individualis, kita tidak boleh melupakan kodrat kita sebagai makhluk sosial yang mungkin sewaktu-waktu kita pasti membutuhkan bantuan orang lain.Selain itu, individualis tidak sesuai dengan ideologi Negara Indonesia yaitu pancasila.

   

2.6 Cara mengatasi masyarakat yang bersifat individualis di sekitar lingkungan Masyarakat.

1. Setiap masyarakat pada umunya memiliki Karakter yang berbeda- beda. Sehingga kemungkinan besar timbulnya sifat individualis di Lingkungan Masyarakat sangat rentan. Olehkarena itu, Salah satu cara untuk mengatasi supaya tidak terjdi hal tersebut maka yang seharusnya  kita lakukan adalah membuat Prioritas berdasarkan moral.

2.  Gotong royong adalah fasilitas yang dapat membersihkan masyarakat dari sifat Individualis, karena dengan adanya kesadaran setiap elemen masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong royong apa yang kita kerjakan akan lebih mudah dan cepat diselesaikan. Sehingga setiap individu dapat merasakan pentingnya bergotongroyong untuk kepentingan bersama. Selain itu dengan meningkatkan sifat bergotong royong dapat menumbuhkan persaudaraan atau silaturahmi masyarakat semakin erat.

3. Di Era globalisasi ini sifat Individualis sudah banyak melekat pada masyarakat luas, hal ini terjadi karena kurangnya kepedulian terhadap masyarakat yang satu dengan yang lainnya sehingga kurangnya interaksi di setiap Individu. Oleh Karena itu agar masyarakat menyadari betapa tidak pentingnya hidup egios. kita harus menyadarkan masyarakat dengan cara meningkatkan rasa solidaritas/ kepedulian antar Individu salahsatunya yaitu berbagi
4. Menumbuhkan sifat Rela Berkorban. Hal ini dapat menjalin interaksi dengan individu yang satu dengan yang lainnya.

5. Sebagai makhluk sosial yang artinya Manusia tidak bisa Hidup Sendiri. Yang mana manusia harus bersosialisasi dengan sesama. Jadi jika terdapat masyarakat yang individualis. Yang seharusnya kita lakukan adalah meningkatkan Sosialisasi kepada masyarakat tersebut. Hal itu dapat berjalan dengan baik,kalau kita menghargai kepentingan sesama dibandingkan kepentingan individual. Hal ini sesuai dengan C ke 3 dari 3C yaitu COMPASSION.Compassion merupakan hal yang penting dalam menjalin kehidupan kita bersama dengan orang lain. Karena jika mayarakat individualistis terlalu berlebihan, maka hidup tidak akan tentram.  Yang terpenting adalah kita harus menyikapi hidup kita sebaik-baiknya dengan berbagai macan situasi dan kondisi sehingga kita dapat menjadi orang sukses tanpa mencelakakan orang lain

6.  Kewajiban perhatian kepada orang lain dan tanggung jawab akan jauh lebih menguntungkan untuk menghindari rasa individualisme yang egois dan hanya memikirkan hak-hak pribadi. Meskipun kadang-kadang kita berpikir "untuk apa saya membantunya? tetapi, dengan uluran tangan baik yang kecil maupun yang tidak kecil kepada orang lain, maka kita akan perlahan-lahan menghancurkan individualisme yang bersarang dalam hati kita. Dengan itu, hubungan kita dengan lingkungan masyarakat sekitar kita menjadi lebih baik.

7. Meski sulit untuk memberi tanggung jawab terhadap suatu hal dan mudah untuk memperoleh dan mengimplementasikan hak-hak dalam kehidupan, kita harus terus mencoba dan berusaha mempertanggungjawabkan hak yang telah kita terima dan menggunakan hak itu secara baik, terutama untuk membantu orang lain agar tetap menjadi homo socialis(makhluk sosial) bukannya menjadi homo individualis.

8. Sikap individual ini perlu kita singkirkan,kita tidak lebih mementingkan hak-hak kita daripada tanggung jawab kita, seharusnya hak dan tanggung jawab yang ada pada diri kita seimbang,untuk itulah kita memerlukan dan kemudian menumbuhkan sikap kebersamaan. Karena Tanpa adanya sikap kebersamaan dalam diri kita, hidup kita akan rusak,tidak ada orang yang akan memperdulikan kita dan mungkin kita dijauhkan oleh semua orang karena kita terlalu bersikap individual dan tidak mementingkan kepentingan orang lain. Dengan adanya sikap kebersamaan dan seimbangnya hak & tanggung jawab, hidup kita akan lebih baik.

9. Dengan  peduli dan mau bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan masyarakat dan kemudian masyarakat terlibat langsung di dalamnya. Hal ini bisa meningkatkan solidaritas dan interaksi tibal balik dari masyarakat tersebut sampai menemukan solusinya sudah menunjukan bahwa kegiatan tersbut dapat membantu masyarakat terbebas dari sifat Individualis. Tunjukkan eksistensi diri kita melalui perbuatan-perbuatan positif dan bertanggung jawab di kehidupan sehari-hari. Hak diri kita memang perlu untuk kita terima, tetapi jangan sampai kita terpaku hanya pada hak itu dan melupakan tanggung jawab kita. Sikap individualis penting bagi seorang pemimpin, tetapi akan lebih baik jika sikap itu diambil hanya pada saat dimana musyawarah tidak dapat tercapai dan diperlukan

10. Masyarakat cenderung ingin menghindari tanggung jawab dengan cara membebankan tanggung jawab tersebut pada orang lain. Sehingga yang perlu kita lakukan adalah menyadarkan bahwa sebenarnya tanggung jawab pribadi memang harus ditanggung sendiri dan jangan membebankan orang lain. Karena dengan membebankan orang lain dengan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita akan mempersulit orang lain.

11. Kita dapat mengatasi rasa individualisme ini dengan semangat Kanisian yaitu 3C (Competence, Conscience, and Compassion). Dengan semangat ini, kita akan lebih peduli dengan masyarakat lain dan juga kita mulai dapat bertanggung jawab. Dalam hal Competence, kita dituntut untuk dapat menyalurkan kemampuan otak (intelejensi) kita kepada masyarakat yang kesulitan dalam hal ini. Kedua, dalam Conscience, kita dituntut untuk bertindak sesuai hati nurani. Di sini kita dilatih untuk dapat mendengarkan suara hati kita dan bertanggung jawab. Misalnya, kita berada dalam situasi dimana kita harus memilih 1 opsi di antara 2 opsi. Saat kita menentukan mana opsi yang kita pikir benar maka kita harus bersedia menerima apapun konsekuensi atau risikonya. Dengan hal inilah, kita dapat membuktikan apakah diri kita sudah dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Dan untuk yang terakhir, Compassion. Dari sikap ini kita dituntut untuk peduli pada sesama.

12. Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan untuk lepas dari sikap individualisme??? Pertama, kita harus membiasakan diri lebih mengedepankan kepentingan bersama dari hal yang kecil. Contohnya dalam kerja kelompok, berlatih basket, mengikuti ekstrakurikuler, membantu teman yang tidak membawa alat tulis, berbagi, gotong royong, musyawarah dan lain sebagainya. Kalau kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau dalam organisasi. biasanya orang tersebut akan mengikuti anjuran kita untuk berbuat sesuatu.

13. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi pada individu sehingga individu akan berubah dengan kesadaran dirinya.


3.1 KESIMPULAN

Sifat Individualis merupakan sifat yang tetap mempertahankan kepribadian dan kebebasan diri sendiri atau disebut dengan egois. Lingkungan yang saling tertutup merupakan salah satu factor timbulnya masyarakat yang individual. Musnculnya masyarakat yang individualis terjadi karena masyarakat cenderung tidak terbiasa dengan hal- hal yang ramai, selalu mendapat respon yang berbeda dari lingkunnganya sehingga ia lebih nyaman untuk mengasingkan diri. Adapun ciri-ciri masyarakat yang individualis yaitu : Aggressor, Blocker, Recognition Seeker, Help Seeker, dominator. Hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya Prasangka Sosial yang bersifat negative, jarak sosial dan egoistis. Dan menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat. Salahsatunya yaitu  kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama. Salahsatu Untuk mengatasi timbulnya sifat individualis khususnya di lingkungan masyarakat yaitu dengan cara meningkatkan rasa peduli antar sesama dan mau bermusyawarah sehingga terjadi interaksi yang lambat laun akan timbul kebersamaan dan jadilah masyarakat sosial.

3.2 SARAN
Saran penyusun kepada masyarakat adalah Ciptakan rasa sosial dilingkungan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan keefektivitasan kinerja masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat, 2007, hal. 174-184.
Attribution in Social Interaction," Attribution, Morristown, NJ: General Learning Press, 1972, hal. 7-1
Sutarto. 2002. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada.